Menjadi Jurnalis Warga
Program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB), Universitas Pakuan (Unpak) Bogor, mengadakan kuliah umum pada akhir November 2015. Kuliah umum bertajuk “Jurnalisme Warga” menghadirkan Ara Wiraswara, S.E., Kepala Sub Bagian Pemberitaan dan Informasi Setda Kota Bogor sebagai pembicara.
Jurnalisme warga merupakan kegiatan jurnalistik yang dilaksanakan warga untuk memberikan informasi tentang beragam peristiwa yang disebarkan kepada masyarakat luas. Jurnalisme warga mulai berkembang sejak tahun 2004 saat Tsunami di Aceh terjadi. Tercatat bahwa saat ini, ada 34,9% penduduk Indonesia terkoneksi dengan internet, 65 juta orang menggunakan Facebook dan menurut CNN, kota Bandung dan Jakarta adalah kota yang tercatat di dunia sebagai kota yang paling ramai menggunakan Facebook dan 19,5 juta orang menggunakan Twitter. Untuk kota Bogor sendiri tercatat 400 ribu orang terkoneksi dengan internet.
Selaku pembicara Ara Wiraswara, S.E., mengungkapkan hal menarik dari jurnalisme warga, bahwa setiap orang bisa menjadi jurnalis, karena jurnalisme warga ini membuka ruang dan kesempatan yang sangat besar bagi setiap orang. Artinya, tidak harus menjadi seorang wartawan di media cetak, TV, radio, tetapi dengan memanfaatkan akun-akun yang ada seperti twitter, seseorang dapat memanfaatkan fasilitas tersebut menjadi seorang jurnalis.
Walaupun sifatnya bebas, tetapi berita tersebut tetap harus memperhatikan etika-etika seperti tidak menyebarkan berita bohong, tidak memicu konflik SARA, tidak menyebarkan berita asusila, tidak mencemarkan nama baik, dan menyebutkan sumber berita dengan jelas karena ada beberapa peraturan yang mengatur seperti UU No 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik, pelanggaran kesusilaan (pasal 27 ayat 1), penghinaan dan pencemaran nama baik (pasal 27 ayat 3), dan penyebaran isu SARA (pasal 28 ayat 2).
Muslim, M.Si selaku ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, mengatakan bahwa seharusnya setiap mata kuliah idealnya melakukan kuliah umum. Karena kuliah umum merupakan pengayaan materi, dan kedepannya akan terus ditingkatkan karena merupakan sharing ilmu dari dosen dan dosen praktisi. Dengan adanya kegiatan seperti ini mahasiswa akan lebih banyak mendapatkan ilmu, bukan hanya mendapatkan ilmu dari dosen Universitas Pakuan saja tetapi juga dari luar, dengan kegiatan seperti ini mudah - mudahan mahasiswa menjadi dewasa yang memiliki ilmu lengkap
Hal senada dipaparkan Mariana Siregar, M.Ikom., selaku Koordinator Kuliah Umum, “Siapapun bisa menghadirkan berita di media massa dan kemudian bisa dikonsumsi oleh orang banyak. Beliau juga berharap bahwa dengan adanya kuliah umum seperti ini dapat menambah pengetahuan para mahasiswa sehingga ketika mereka terjun ke dunia yang sebenarnya mereka sudah memiliki pengetahuan.
Mengenai kuliah umum ini, Laode Lavinza Putra, mahasiswa konsentrasi Jurnalistik semester 5 menjelaskan, “Banyak sekali manfaat dari kuliah umum ini. Kita jadi mengetahui tentang Undang-Undang dan kita juga tahu bahwa media sosial itu bisa digunakan sebagai media yang bermanfaat.” (Titin/Nadya)